Artikel ini saya buat dan saya tulis menurut beberapa informasi yang saya dapatkan dari beberapa sumber baik online maupun offline.
Baja damaskus (Damascus style steel) adalah jenis baja yang mempunyai
tekstur atau di Indonesia dikenal dengan sebutan “pamor”. Dibuat dari
baja karbon yang dibuat berlapis dengan lapisan nikel, perak (silver)
atau emas (gold). Lapisan-lapisan yang dilipat berulang kali hingga
beratus kali ini menghasilkan pola garis baik teratur maupun tidak.
Secara luas baja ini diproduksi di India, Prancis dan Jerman paling
tidak sampai abad 17 dan di Amerika Serikat hingga tahun 1970-an.
Kekuatan baja damaskus beragam, tidak mempunyai patokan yang tetap hal
ini tergantung dari jenis lapisan, jumlah lapisan dan keahlian dari
pembuatnya.
Ada dua teknik pembuatan baja damaskus ini yang pertama
adalah teknik forge welding dimana diantara dua lapisan baja keras
dilapiskan logam yang lebih lunak seperti perak atau nikel bahkan
kadang-kadang emas, dipanaskan hingga membara dan kemudian ditempa
hingga kembali mendingin dan menyatu. Billet yang dihasilkan dipipihkan
dan dipotong menjadi dua bagian dan dilipat/disatukan kembali untuk
kemudian dipanaskan dan ditempa lagi. Hal ini berulang 60 sampai 2000
kali tergantung dari keinginan dan kebutuhan penempa. Kebanyakan baja
damaskus (dan pisau damaskus) mempunyai 200 sampai 500 lapisan. Hasil
dari perbedaan logam yang berlapis menghasilkan pola-pola yang timbul
setelah proses pengasahan pada bilah pisau. Teknik berikutnya adalah
wire welding teknik ini menggunakan kawat baja karbon yang ditarik dan
disatukan kawat logam lain
yang dijalin sedemikian rupa dengan panas tinggi kemudian ditempa.
Kawat baja yang panas dan dipaksa menyatu pada suhu tinggi untuk
membentuk billet ini yang pada akhirnya setelah mendingin akan membuat
jaringan/lapisan-lapisan. Pola yang dihasilkan akan tergantung dari
jalinan yang dibuat, ukuran kawat yang dijalin dan jenis logam yang
disatukan.
“Wootz” adalah jenis lain baja damaskus diperkenalkan oleh
Al.Pendray, dengan menggunakan teknik pemanasan bertingkat dan
pendinginan dengan bermacam-macam pendingin untuk membuat pola-pola pada
baja biasa. Pada baja damaskus jenis ini tidak menggunakan logam lain
sebagai pembentuk pola. Perbedaan stuktur kimia yang terjadi, kekerasan,
kandungan karbon yang terjadi karena pemanasan dan pendinginan,
penempaan yang berulang-ulang menghasilkan tekstur tersendiri dari baja.
Dengan demikian pembuatan baja damaskus jenis ini sangat tergantung
dari kreatifitas dan keterampilan dari pembuat baja itu sendiri.
salah satu motif baja pamor di keris
Di
Indonesia teknologi pembuatan baja damaskus ini sebenarnya sudah banyak
dikenal dengan sebutan baja pamor di solo yang selanjutnya digunakan
sebagai bahan pembuatan pisau berpamor di T. Kardin Knives Workshop,
atau dalam skala kecil pada pembuatan golok-golok di “pande” besi dengan
sebutan baja selap yang dibuat dengan menyisipkan baja lebih keras
diantara dua bilah baja yang lebih lunak. Penambahan bahan lain seperti
warangan yang merupakan sejenis racun atau air jeruk untuk meningkatkan
pamornya juga banyak dilakukan oleh banyak empu.
silahkan di kunjungi :)
BalasHapussaya ada beda pendapat menurut saya, watermark atau pamor pada keris berbeda dari watermark pada pedang damaskus ataupun matermark pada katana jepang. pada keris pamornya dihasilkan dengan melapisi dengan logam lain dengan warna kontras walau sifat mekaniknya lebih lemah karena tujuannya estetika sebab esensi keris sendiri lebih sebagai pusaka bukan senjata, pada katana dan scimitar watermarknya tidak mencolok karena menggunakan logam yang sama, pada katana watermark ini terbentuk karena pelapisan (pelipatan dan tempa) untuk menumpuk grain logam dengan tujuan meningkatkan sifat mekaniknya pada baja damaskus pembentukan pamornya memiliki tujuan seperti katana tetapi cara pembentukannya berbeda terutama baja damaskus pada periode perang salib karena pamornya terbentuk dari carbon dalam baja yang sekilas mirip pamor melati pada keris tetapi lebih kompleks
BalasHapustrimakasih
Terima kasih kang atas masukan dan pendapatnya. Mungkin sedikit penjelasan dari saya kang mengenai "keris" bahwa pada masa lalu keris berfungsi sebagai "senjata" dalam duel/peperangan. Namun pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesori dalam berbusana, kemudian dipakai dalam sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya dan digunakan untuk display, sebagai jimat dengan kekuatan mistik (pusaka) bagi yang mempercayainya :). Memang betul kang untuk pembuatan pamor keris itu dihasilkan dengan logam lain atau pencampuran beberapa jenis logam.
HapusBisakah pesan bilahnya aja, pisau pamor original hasil tempa. Panjang bilah 10 cm model sangkur { Rambo }
BalasHapusAssalamualaikum,terimakasih atas penjelasan cara membuat pamor,salam sukses .
BalasHapus